Pt Adi Graha Wira Jatim Lakukan Kerjasama Pemasaran Dengan Pt Balairung Citrajaya Sumbar, Tindak Lanjut Dari Misi Dagang Di Sumatra Barat

Wirajatim

Jakarta - Hotel Balairung Jakarta menjalin kerjasama pemasaran kamar hotel dengan PT Adi Graha Wira Jatim, anak perusahaan BUMD Jatim PT Panca Wira Usaha (PWU) Jatim yang mengelola dua hotel yakni Varna Culture Hotel dan Bekizaar Bussines Hotel di Surabaya

PT PWU Jatim sendiri memiliki 8 anak perusahaan yang bergerak diberbagai bidang diantaranya PT Adi Graha Wira Jatim di bidang Properti dan perhotelan, PT Karet Ngagel Surabaya Wira Jatim di bidang Industri Belt Conveyor, PT Moya Kasri Wira Jatim di bidang AMDK, Sirup dan Es Balok, PT Loka Refractories Wira Jatim di bidang Industri batu dan semen tahan api (refraktori), PT Kasa Husada Wira Jatim di bidang Industri Alat Kesehatan, PT Carma Wira Jatim di bidang Jasa Penyamakan Kulit, PT Gedung Expo Wira Jatim di bidang jasa M I C E, dan PT Puri Panca Pujibangun di bidang Percetakan.

Penandatangan naskah kerjasama dilakukan di ruangan VIP Restoran Balairung Jakarta antara Dirut Hotel Balairung Buchari Bachter dan Direktur PT Adi Graha Wira Jatim Eko Ganefianto, Senin.

Penandatanganan naskah kerjasama ini merupakan lanjutan dari Misi Dagang Pemprov Jatim ke Sumbar bulan Juni 2023 lalu. Pada forum Misi Dagang yang dipimpin langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa itu, yang mempertemukan pelaku usaha dari Jawa Timur dan Sumbar hingga mencapai nilai transaksi Rp 231,7 miliar diungkapkan Gubernur Khofifah pada saat gelaran Misi Dagang pada Senin (12/06) di Hotel ZHM Premiere Padang.

“Penandatangan kerjasama antara Hotel Balairung dengan PT Adi Graha Wira Jatim (BUMD Jatim) ini merupakan lanjutan dari penandatanganan MoU di Padang dulu,” ujar Direktur Hotel Balairung Ir Buchari Bachter MT dalam keterangan bersamanya dengan Direktur PT Adi Graha Wira Jatim Ir Eko Ganefianto, MBA di Jakarta, Senin (17/07).

Penandatangan juga dihadiri GM dan Sekper Hotel Balairung Jakarta. Menurut Buchari, kerjasama antara Hotel Balairung dengan anak perusahaan BUMD Jatim difokuskan dalam dua bidang. Pertama, dalam bidang pemasaran kamar hotel. Kedua hotel sepakat menjual kamar untuk tamu refrensi dengan harga yang telah disepakati. Untuk tamu Hotel Balairung yang menginap di Hotel Varna dan Bekizaar dengan rate 300-600 ribu permalam. Sementara tamu dari Jatim di Hotel Balairung Rp450-600 per malam.

Syaratnya, tamu dari kedua hotel dapat menggunakan rate spesial ini jika mendapatkan memo harga dari masing masing manajemen hotel. Kedua, kata Buchari, manajemen Hotel Balairung dalam kerjasama ini juga ingin mendapatkan pembelajaran dari BUMD Jatim dalam mengelola bisnis mereka. Sebab, kata Buchari, BUMD Jatim dikenal memiliki pengalaman dalam mengembangkan usaha anak perusahaannya, dan kemudian memberikan deviden besar bagi daerahnya.

“Jadi wajar saja, jika kami dari Balairung dan Pemprov Sumbar mengambil manfaat positif dari kerjasama ini. Diharapkan dari kerjasama ini akan terjadi transfer pengalaman dari BUMD dan Pemprop Jatim ke Sumatera Barat,” kata Buchari. Sementara itu, Ir Eko Ganefianto dalam kesempatan yang sama menjelaskan, bahwa pihaknya juga akan mengambil manfaat dari kerjasama ini, termasuk salah satunya dari aspek pemasaran hotel.

“Meskipun kami memiliki pasar tradisional di Jatim, tetapi kami tetap butuh supplay tamu dari luar, termasuk yang berasal dari Hotel Balairung sendiri,” ujar Eko. Selain itu, kata profesional blasteran Bukittinggi dan Jawa ini, pihak BUMD Jatim juga melihat potensi perluasan peluang usaha dan bisnis dari daerah Sumbar yang akan memberikan benefit secara langsung kepada BUMD Jatim. Sebab, kata Eko, BUMD Jatim selain memiliki anak perusahaan di bidang jasa dan properti juga bergerak di bidang manufactur. Dalam menjalankan kerjasama ini, lanjut Eko, pihaknya juga ingin melihat prospek kerjasama di bidang jasa dan manufactur tadi. “Saya kira di dalam bisnis, suatu yang sangat mungkin, dalam satu kerjasama akan dapat peluang dan prospek baru. Itu maksud kami menjalin kerjasama dengan Hotel Balairung,” kata Eko.

Lebih detail Eko menjelaskan bahwa PT PWU Jatim saat ini memiliki delapan anak perusahaan dan memiliki aset berupa tanah dan bangunan yang tersebar di 112 titik di Kabupaten dan kota di Jawa Timur. Tetapi sebagian besar aset tersebut berupa tanah. Dijelaskan Eko, optimalisasi aset tersebut masih menghadapi kendala. Sebab untuk menjadikan aset tersebut menjadi produktif harus menyertakan pihak ketiga, sesuai PP Nomor 54 tahun 2017.

Aset juga tidak bisa dijual dan dijadikan agunan kepada pihak perbankan. Sebab kalau terjadi kredit macet aset tersebut bisa berpindah kepada pihak lain. “Itulah dilema yang kami hadapi di BUMD Jatim. Sehingga kami terpaksa harus mencari partner untuk mendukung program ekspansi kami,” pungkas Eko.

Buchari Bachter yang juga Ketum Kadin Sumbar menambahkan untuk merealisasi program MoU dengan Kadin Jatim saat kunjungan bisnis ke Sumbar lalu, pihaknya juga sedang menyiapkan kunjungan balasan dengan membawa pengurus Kadin Sumbar dan kabupaten kota, serta Gubernur Sumbar. Namun waktunya masih akan dibahas dengan pihak Pemprov Sumbar. (Aa,Win)

Share this Post:

Related Posts: